KETUA DPRD RPOVINSI NTT HIMBAU KEPADA ASN, TNI/POLRI UNTUK TETAP MENJAGA NETRALITAS DAN PROFESIONALISME
- Details
- Category: Berita Legislatif
- Published on Wednesday, 01 February 2023 13:48
- Written by poly
- Hits: 743
Ketua DPRD Provinsi NTT, Ir. Emelia J. Nomleni menghimbau agar di tahun 2023 yang merupakan tahun politik menjelang 2024 nanti, Aparatur Sipil Negara, TNI dan Polri tetap menjaga netralitas dan profesionalisme. Hal ini disampaikan Emi dalam Sidang Paripurna penutupan masa persidangan I tahun sidang 2022-2023 dan pembukaan masa persidangan II tahun sidang 2022-2023 yang dilangsungkan di Ruang Sidang Utama DPRD Provinsi NTT, Selasa (31/01/2023).
Hadir juga dalam rapat tersebut, tiga Wakil Ketua DPRD antara lain, Dr. Inche D.P. Sayuna,SH.,M.Hum.,M.Kn, Ir. P. Christian Mboeik dan Aloysius Malo Ladi,SE didampingi Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi beserta Forkompimda dan seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah.
Dalam sambutannya, Emi Nomleni menghimbau, karena itu kami mengajak semua pihak yang akan terlibat dalam kontestasi legislatif dan eksekutif 2024 mendatang agar melakukan pendidikan politik secara benar kepada masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab demokrasi. Emi juga menghimbau kepada Aparatur Sipil Negara, TNI/Polri agar tetap menjaga netralitas dan profesionalisme.
Emi Nomleni , Ketua DPRD NTT juga mengingatkan kepada Gubernur Nusa Tenggara Timur untuk tetap melakukan koordinasi dengan Bupati & Walikota di seluruh NTT agar mengingatkan Kepala Desa dan disampaikan melalui media secara terbuka terkait masa jabatan Kepala Desa yang tentunya masa tahun politik bisa mengganggu berbagai situasi, kondisi dan relasi di tingkat desa.
Diakhir sambutannya, Ketua DPRD Provinsi NTT mengatakan, tiga fenomena beruntun yang terjadi di kurun waktu dua tahun terakhir yaitu climate change atau perubahan iklim yang signifikan, pandemi Covid-19 dan konflik perang, sangat berdampak pada kestabilan pangan sehingga memunculkan krisis pangan secara global yang dihadapi oleh negara-negara di dunia dan tentunya dampaknya bagi NTT. Untuk itu membutuhkan solusi maupun terobosan yang dapat kita lakukan untuk setidaknya bisa meredam dampak agar tidak semakin dirasakan dan mempengaruhi kestabilan pangan, diantaranya memperkuat sistem pangan lokal dan membangun relasi penyangga dengan sistem pangan global, meningkatkan peran perguruan tinggi pertanian untuk memperkuat sistem dan produk olahan pangan lokal, mengembangkan inovasi sistem produksi dan distribusi pupuk organik, serta perlu pengembangan inovasi teknologi energi terbarukan (renewable energy) terutama yang berbasis pertanian.*** Tim/ ok